Kamis, 19 September 2013

Ibu

Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak).


Peran dan fungsi seorang ibu adalah sebagai “tiang rumah tangga” amatlah penting bagi terselenggaranya rumah tangga yang sakinah yaitu keluarga yang sehat dan bahagia, karena di atas yang mengatur, membuat rumah tangga menjadi surga bagi anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang saling menyayangi bagi suaminya. Untuk mencapai ketentraman dan kebahagian dalam keluarga dibutuhkan isteri yang shaleh, yang dapat menjaga suami dan anak-anaknya, serta dapat mengatur keadaan rumah sehingga tempat rapih, menyenangkan, memikat hati seluruh anggota keluarga.

Rabu, 18 September 2013

Pemeriksaan Fisik Bayi

Pemeriksaan Fisik Bayi dan Balita
Dasar Teori :
Dilakukan sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi/suhu tubuh stabil dan setelah dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat dan bayi ditempatkan ditempat yang hangat.
Tujuan :
Mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera → “ Observasi KU bayi & cegah terjadinya Hipotermi.

Pemeriksaan fisik pada bayi terdiri atas beberapa hal yang menyangkut fungsi pada sistem tubuh bayi.
Pemeriksaan fisik pada bayi
Merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi. Adapun petneriksaan fisik yang dapat dilakukan pada bayi antara lain sebagai berikut:
Hitung Frekuensi Napas
Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan menghitung rata-rata pernapasan dalam satu menit. Pemeriksaan ini dikatakan normal pada bayi baru lahir apabila frekuensinya antara 30-60 kali per menit, tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan terdapat adanya retraksi dada ringan. Jika pernapasan berhenti beberapa detik secara periodik, maka masih dikatakan dalam batas normal.
 
Lakukan Inspeksi pada Warna Bayi
 
Pemeriksaan ini berfungsi untuk inengetahui apakah ada warna pucat, ikterus, sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat dibandingkan bayi dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya lebih tebal.
Hitung Denyut Jantung Bayi dengan Menggunakan Stetoskop
Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan vang menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak normal, perdarahan, atau gangguan napas. Pemeriksaan denyut jantung ini dikatakan normal apabila frekuensinya antara 100-160 kali per menit, dalam keadaan normal apabila di atas 60 kali per menit dalam jangka waktu yang relatif pendek, beberapa kali per hari, dan terjadi selama beberapa hari pertama jika bayi mengalami distres.
Ukur Suhu Aksila
Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksila untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermi. Dalam kondisi normal suhu bayi antara 36,5-37,5 derajat celcius.
Kaji Postur dan Gerakan
Pemeriksaan ini untuk menilai ada atau tidaknya epistotonus/hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakang, tubuh melengkung ke depan, adanya kejang/ spasme, serta tremor. Pemeriksaan postur dalam keadaan normal apabila dalam keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan panggul dan lutut semi fleksi. Selanjutnya pada bayi berat kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu ekstremitasnya dalam keadaan sedikit ekstensi. Apabila bayi letak sungsang, di dalam kandungan bayi akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul atau lutut/sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa mencapai mulut. Selanjutnya gerakan ekstremitas bayi harusnya terjadi secara spontan dan simetris disertai dengan gerakan sendi penuh dan pada bayi normal dapat sedikit gemetar.
Periksa Tonus atau Kesadaran Bayi
Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat adanya letargi, yaitu penurunan kesadaran di mana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, ada tidaknya tones otot yang lemah, mudah terangsang, mengantuk, aktivitas berkurang, dan sadar (tidur yang dalam tidak merespons terhadap rangsangan). Pemeriksaan ini dalam keadaan normal dengan tingkat kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh serta bayi dapat dibangunkan jika sedang tidur atau dalam keadaan diam.
Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke dalam atau ke luar garis tangan), serta menilai kondisi jari kaki, yaitu jumlahnya berlebih atau saling melekat.
Pemeriksaan Kulit
Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula (kulit melepult), luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya main popok (bercak merah terang dikulit daerah popok pada bokong). Pemeriksaan ini normal apabila tanda seperti eritema toksikum(titik merah dan pusat putih kecil pada muka, tubuh, dan punggung) pada hari kedua atau selanjutnya, kulit tubuh yang terkelupas pada hari pertama.
Pemeriksaan Tali Pusat
Pemeriksaan ini unluk melihat apakah ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau, atau lainnya pada tali pusat. Pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil dan lepas pada hari ke-7 hingga ke-10.
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Pemeriksaan bagian kepala yang dapat diperiksa antara lain sebagai berikut:
1. Pemeriksaan rambut dengan menilai jumlah dan warna, adanya lanugo terutama pada daerah bahu dan punggung.
2. Pemeriksaan wajah dan tengkorak, dapat dilihat adanya maulage,  yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir untuk dilihat asimetris atau tidak. Ada tidaknya caput succedaneum (edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, serta menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari). Adanya cephal hematom terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum, konsistensinya lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi hilang tengkorak, tidak menyeberangi sutura,dan apabila menyeberangi sutura akan mengalami fraktur tulang tengkorak yang akan hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan. Adanya perdarahan yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegas, sehingga bentuk kepala tampak asimetris. Selanjutnya diraba untuk menilai adanya fluktuasi dan edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai fontanella dengan cara melakukan palpasi menggunakan jari tangan, kemudian fontanel posterior dapat dilihat proses penutupannya setelah usia 2 bulan, dan fontanel anterior menutup saat usia 12-18 bulan.
3. Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak, yaitu koordinasi gerakan mata yang belum sem purna. Cara memeriksanya adalah dengan menggoyangkan kepala secara perlahan-lahan, sehingga mata bayi akan terbuka, kemudian baru diperiksa. Apabila ditemukan jarang berkedip atau sensitivitas terhadap cahaya berkurang, maka kemungkinan mengalami kebutaan. Apabila ditemukan adanya epicantus melebar, maka kemungkinan anak mengalami sindrom down. Pada glaukoma kongenital, dapat terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital dapat dideteksi apabila terlihat pupil yang berwarna putih. Apabila ada trauma pada mata maka dapat terjadi edema palpebra, perdarahan konjungtiva, retina, dan lain-lain.
4. Pemeriksaan telinga dapat dilakukan untuk menilai adanya gangguan pendengaran. Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara jika terjadi refleks terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran.
5. Pemeriksaan hidung dapat dilakukan dengan cara melihat pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut, maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan gangguan pada paru, lubang hidung kadang-kadang banyak mukosa. Apabila sekret mukopurulen dan berdarah, perlu dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain.
6. Pemeriksaan mulut dapat dilakukan dengan melihat adanya kista yang ada pada mukosa mulut. Pemeriksaan lidah dapat dinilai melalui warna dan kemampuan refleks mengisap. Apabila ditemukan lidah yang menjulur keluar, dapat dilihat adanya kemungkinan kecacatan kongenital. Adanya bercak pada mukosa mulut, palatum, dan pipi bisanya disebut sebagai monilia albicans, gusi juga perlu diperiksa untuk menilai adanya pigmen pada gigi, apakah terjadi penumpukan pigmen yang tidak sempurna.
7. Pemeriksaan leher dapat dilakukan dengan melihat pergerakan, apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya, maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher, misalnya kelainan tiroid, hemangioma, dan lain-lain.
Pemeriksaan Abdomen dan Punggung
Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk melihat bentuk dari abdomen, apabila didapatkan abdomen membuncit dapat diduga kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga perut. Pada perabaan, hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di bawah arkus kosta kanan, limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Pada palpasi ginjal dapat dilakukan dengan pengaturan posisi telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut. Bagian-bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis. Untuk menilai daerah punggung atau tulang belakang, cara pemeriksaannya adalah dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap. Raba sepanjang tulang belakang untuk mencari ada atau tidaknya kelainan seperti spina bifida atau mielomeningeal (defek tulang punggung, sehingga medula spinalis dan selaput otak menonjol).
Pengukuran Antropometri
Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri seperti berat badan, dimana berat badan yang normal adalah sekitar 2.500-3.500 gram, apabila ditemukan berat badan kurang Bari 2.500 gram, maka dapat dikatakan bayi memiliki berat badan lahir rendah (BBLR). Akan tetapi, apabila ditemukan bavi dengan berat badan lahir lebih dari 3.500 gram, maka bayi dimasukkan dalam kelompok makrosomia. Pengukuran antropometri lainnya adalah pengukuran panjang badan secara normal, panjang badan bayi baru lahir adalah 45-50 cm, pengukuran lingkar kepala normalnya adalah 33-35 cm, pengukuran lingkar dada normalnya adalah 30-33 cm. Apabila ditemukan diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada, maka bayi mengalami hidrosefalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari lingkar dada, maka bayi tersebut mengalami mikrosefalus.
Pemeriksaan Genitalia
Pemeriksaan genitalia ini untuk mengetahui keadaan labium minor yang tertutup oleh labia mayor, lubang uretra dan lubang vagina seharusnya terpisah, namun apabila ditemukan sstu lubang maka didapatkan terjadinya kelainan dan apabila ada sekret pada lubang vagina, hal tersebut karena pengaruh hormon. Pada bayi laki-laki sering didapatkan fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah 3-4 cm dan 1-1,3 cm untuk lebaruya, kelainan yang terdapat pada bayi adalah adanya hipospadia yang merupakan defek di bagian ventral ujung penis atau defek sepanjang penisnya. Epispadia merupakan kelainan defek pada dorsinn penis.
Pemeriksaan Urine dan Tinja
Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk menilai ada atau tidaknya diare serta kelainan pada daerah anus. Pemeriksaan ini normal apabila bayi mengeluarkan feses cair antara 6-8 kali per menit, dapat dicurigai apabila frekuensi meningkat serta adanya lendir atau darah. Adanya perdarahan per vaginam pada bayi baru lahir dapal terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan.

PEMERIKSAAN FISIK ANAK BALITA
nPemeriksaan umum meliputi:
status kesadaran,status gizi,tanda vital dll

PEMERIKSAAN KESADARAN

nTujuan : Menilai status kesadaran anak.
nPx kesadaran ada 2 :
1.1. Kualitatif : Komposmetis, Apatis, Somnolen, Sopor, Koma, Delirium.
2.2. Kuantitatif : Penilaian diukur melalui penilaian skala koma ( glasgow )yang dinyatakan dengan GCS ( Glasgow coma scale )

PEMERIKSAAN STATUS GIZI
nDilakukan dgn cra sprti memeriksa atropometik, meliputi:
1.1. Berat badan
2.2. Tinggi badan
3.3. Lingkar lengan atas
4.
4. Pemeriksaan klinis dan laboratorium

PEMERIKSAAN NADI
n*Dilakukan pada saat keadaan tidur/ istirahat.
n*Alat & bahan :
1.1. Arloji / stopwatch
2.2. Buku catatan nadi


PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
n*Tujuan : menilai adanya kelainan pd gangguan sistem kardiovaskuler
n* Alat dan bahan:
1.1. Sphygmomanometer
2.2. Stetoskop
3.3. Buku catatan tanda vital
n* Prosedur kerja:palpasi dan auskutasi


PEMERIKSAAN PERNAPASAN
nTujuan: u/menilai frekuensi pernafasan,irama,kedalam dan tipe/polapernafasan
n* Alat dan bahan bahan:
Arloji dan buku catatan

PEMERIKSAAN SUHU
n* Pemeriksaan ini dg cara:
1.1. oral,
2.2. Rektal
3.3. aksila

PEMERIKSAAN KULIT,KUKU,RAMBUT,KELENJAR GETAH BENING
n* Pemeriksaan kulit:dilakukan u/ menilai warna,adanyasianosis,ikterus,ekzema,pucat,purpura,makula,papula,vesikula,pustula,ulkus,turgor kulit.
n* Pemeriksaan kuku:dilakukan dg mengadakan inspeksi trhdp warna,bentuk & keadaan kuku
n* Pemeriksaan rambut: dilakukan u/ menilai adanya warna, kelebatan, distribusi & karakteristik dr rambut
n* Pemeriksaan kelenjar getah bening:dilakukan dg cra:palpasi pd darah,leher/inguinal yg lain

PEMERIKSAAN KEPALA DAN LEHER
n* Meliputi:pemeriksaan kepala scr umum yaitu:
1.1. Wajah
2.2. Mata
3.3. Telinga
4.4. Hidung
5.5. Mulut
6.6. Faring
7.7. Laring
8.8. Leher

PEMERIKSAAN DADA
n* Meliputi pemeriksaan ;
1.1. Payudara
2.2. Paru
3.3. Jantung

PEMERIKSAAN ABDOMEN
n* Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara :
1.1. Inspeksi
2.2. Auskultasi
3.3. Perkusi
4.4. Palpasi

PEMERIKSAAN GENETALIA
n* Pemeriksaan pada laki2 dgn cra : m’prhtikan ukuran, bntuk penis, testis serta kelainan yg ada.
n* Pemeriksaan pada perempuan dgn cra : m’prhtikan adanya epispadia, tnda2 sex sekunder, payudara dll.

PEMERIKSAAN TULANG BELAKANG DAN EKSTREMITAS
n* Pemeriksaan ini dilakukan dengan cra inspeksi trhdap adanya kelainan tulang belakang sprti lordosis, kifosis, skoliosis, klmhan srta peasaan nyeri tulang belakang

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
n* Dengan cara :
1.1. Inspeksi
2.2. Pemeriksaan reflek
3.3. Pemeriksaan tanda maningeal

Hepatitis B

Apa itu Hepatitis B?
• Hepatitis B merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus yang
dikenal sebagai hepatitis B. ‘Hepatitis’ berarti ‘radang atau bengkak hati’.
• Setelah terinfeksi, penderita akan menghapuskan infeksi dan tidak
mengalami masalah lebih lanjut; atau
• akan terinfeksi secara kronis. Penderita infeksi kronis adakalanya dikenal
sebagai ‘pembawa’.
• Beberapa penderita infeksi kronis mungkin mengalami masalah
sehubungan dengan infeksi tersebut, sedangkan yang lain tidak. Apakah
seorang menghapuskan infeksi tersebut atau terinfeksi secara kronis
bergantung terutama pada usianya: 90% bayi baru lahir, 20-50% anak 1-
5 tahun, dan 1-10% anak lebih besar dan orang dewasa, terinfeksi secara
kronis. Penderita infeksi kronis biasanya dapat menularkan penyakit
seumur hidup, dan mungkin menderita hepatitis berkelanjutan. Setelah
bertahun-tahun, ini dapat mengakibatkan komplikasi seperti sirosis atau
kanker hati.
Apa gejalanya?
• Banyak orang tidak akan mengalami gejala apapun sewaktu baru
terinfeksi.
• Apabila timbul gejala, biasanya termasuk penyakit kuning (kulit dan mata
menjadi kuning), air seni berwarna pekat, tinja pucat, lelah, sakit perut,
hilang nafsu makan, mual, muntah dan sakit sendi.
Bagaimana penyakit ini ditularkan?
Hepatitis B ditularkan kepada orang lain apabila darah atau cairan tubuh
(misalnya air liur, air mani dan lelehan vagina) yang berisi virus hepatitis B
memasuki tubuh seseorang melalui: Hepatitis B - Indonesian Page 2
• Kulit pecah
• Selaput lendir
• Aliran darah dengan bersama-sama menggunakan alat suntik, atau
menggunakan jarum setelah seorang yang terinfeksi, luka jarum, atau
alat tercemar.
• Berhubungan kelamin dengan seorang yang terinfeksi tanpa
menggunakan kondom.
• Hepatitis B juga dapat ditularkan kepada bayi pada saat lahir dari ibu
yang terinfeksi.
Siapa saja yang menghadapi risiko?
Orang yang menghadapi risiko infeksi termasuk:
• Pasangan seks orang yang terinfeksi
• Pengguna narkoba suntik
• Bayi yang dilahirkan wanita yang terinfeksi
• Orang yang mempunyai banyak pasangan seks
• Pria yang berhubungan kelamin dengan pria
• Pasien hemodialisis
• Petugas kesehatan
• Anak orang yang lahir di negara dengan angka tinggi infeksi hepatitis B
• Kontak di rumah dengan orang yang terinfeksi hepatitis B
• Tahanan.
Bagaimana penyakit ini dicegah?
Imunisasi
Vaksin hepatitis B sangat efektif dalam mencegah infeksi. Vaksin ini dianjurkan
untuk:
• Semua anak saat lahir dan pada usia dua, empat dan enam bulan.
Vaksin diberikan di rumah sakit tempat lahir dan juga oleh dokter atau
klinik setempat Anda sebagai bagian dari vaksinasi rutin anak-anak
• Semua anak berusia 12 tahun yang tidak diimunisasi saat masih bayi.
Vaksin diberikan di sekolah
• Orang yang mempunyai kontak di rumah atau kontak seksual dengan
penderita infeksi kronis
• Pria yang berhubungan kelamin dengan pria
• Orang yang menderita infeksi kelamin
• Pengguna narkoba suntik
• Pasien hemodialisis
• Orang yang menerima produk darah untuk kelainan penggumpalan
darah
• Penderita penyakit hati kronis atau infeksi hepatitis C
• Penghuni dan staf di fasilitas untuk penyandang cacat intelektual
• Tahanan dan staf LP
• Petugas kesehatan
• Pembalsem
• Petugas darurat. Hepatitis B - Indonesian Page 3
Mencegah Penularan
Untuk mencegah menularnya infeksi hepatitis B:
• Dapatkan vaksinasi
• Gunakan kondom jika Anda sedang berhubungan kelamin dengan
pasangan seks yang baru atau dengan pasangan yang terinfeksi hepatitis
B jika Anda belum divaksinasi
• Jika Anda hamil, Anda harus menjalani tes darah untuk hepatitis B; bayi
yang dilahirkan ibu yang terinfeksi hepatitis B harus diberikan
imunoglobulin hepatitis B (HBIG) dan vaksin dalam waktu 12 jam setelah
lahir
• Jangan bersama-sama menggunakan alat suntik
• Jangan bersama-sama menggunakan alat pribadi yang mungkin terkena
darah (misalnya pisau cukur atau sikat gigi)
• Jika mendapatkan tatu atau menindik tubuh, pastikan bahwa digunakan
peralatan steril yang dapat dibuang
• Kontak yang tidak imun dari orang yang terinfeksi HBV harus diberikan
HBIG dan vaksin secepat mungkin, untuk eksposur darah dalam waktu
72 jam; untuk eksposur seksual dalam waktu 14 hari.
Jika Anda terinfeksi:
• Jangan sumbangkan darah, organ atau jaringan jika Anda menderita
hepatitis B
• Beri tahu dokter dan dokter gigi Anda bahwa Anda terinfeksi
• Sangat hati-hati untuk memastikan bahwa orang lain tidak terekspos
pada darah dan cairan tubuh Anda. Bersihkan segala tumpahan dengan
serbet kertas dan bersihkan dengan baik dengan detergen dan air
sampai tidak ada kotoran yang jelas lagi. Jika terjadi tumpahan besar
pada karpet, mungkin harus disampo atau dibersihkan dengan uap
• Tutup luka Anda dengan pembalut yang tahan air
• Gunakan kondom dengan pasangan seks baru, dan juga dengan
pasangan yang belum mempunyai kekebalan.
Bagaimana penyakit ini didiagnosis?
Tes darah akan menunjukkan apakah seseorang telah terinfeksi hepatitis B
sebelumnya, dan apakah seseorang terinfeksi secara kronis. Tes lain, seperti tes
fungsi hati, dapat menunjukkan apakah telah terjadi kerusakan apapun pada hati.
Bagaimana penyakit ini dirawat?
Beberapa orang mungkin menerima manfaat dari perawatan anti-virus khusus.
Berbicaralah dengan dokter Anda tentang perawatan yang mungkin. Penderita
infeksi hepatitis B kronis harus menjaga hatinya dan mendapatkan vaksinasi
hepatitis A jika belum mempunyai kekebalan. Minum alkohol juga dapat
menjadikan penyakit hati Anda semakin parah.

Pengalaman Pribadi

Hello =)
Sekarang saya sudah menjadi mahasiswi di Akademi Kebidanan Yogyakarta , saya tidak pernah terfikirkan bisa menuntut ilmu diakademi ini karena saya baru mengetahui akademi ini setelah saya habis ujian nasional sma . Pertama saya bingung mau kuliah dimana karena tujuan saya ingin masuk ke kebidanan , lalu saya browsing dan googling tentang akbid atau akademi kebidanan di seluruh indonesia dan terfikirkanlah akademi yang berada di yogyakarta ternyata ada akademi kebidanan yogyakarta . dan saya coba-coba lah ikut tes masuk ke akbidyo ini dan akhirnyaa saya masuklah ke akbidyo ini , sangat gembira sih karena saya jauh-jauh dari solo datang ke yogya hanya bertujuan untuk tes masuk ke akbidyo ini :)